Dalam beberapa perjalanan sendiri saya terakhir, saya selalu dihantui rasa takut tidak bisa kembali pulang ke rumah. Pertanyaan-pertanyaan “Bagaimana jika pesawat ini mengalami masalah?”, “Bagaimana istri saya melanjutkan hidupnya?”, “Bagaimana anak-anak saya menggapai mimpinya?”, selalu datang bahkan sampai saat saya tiba di tujuan.
Kemudian minggu lalu saya bercerita ke istri saya mengenai keinginan saya untuk lepas dari nikotin, mulai berhenti menyantap daging merah, dan belajar untuk mendalami ilmu healing & meditation. Ya, saya akan mencoba untuk memiliki hidup lebih sehat, lebih bahagia, sehingga memiliki umur yang lebih panjang jika diizinkan oleh-Nya.
Entah ini karena faktor usia saat kepala tiga, atau lebih karena dorongan dari dalam dan luar, semuanya datang dan mengalir begitu saja tanpa diminta. Saya menganggap apa dan siapa yang pernah datang (kemudian menetap, atau pergi) di kehidupan saya baik itu positif atau negatif telah membantu saya merefleksikan hidup saya sekarang dan nanti. Beberapa contoh yang jadi pembelajaran saya adalah saat ayah saya pergi tanpa pernah mendampingi anaknya menikah karena masalah kesehatan, lalu nenek saya juga pergi karena tidak mampu meng-healing psikisnya.
Jadi mungkin dalam beberapa waktu ke depan saya akan memulai beberapa hal untuk mencapai itu semua, seperti meninggalkan sosial media yang bertumpang tindih, membaca buku-buku saya lebih banyak, mendengar yang baik lebih banyak, menulis lebih banyak di blog saya, mulai bermeditasi, olahraga lebih sering, bersantap lebih sehat, dan yang paling berat adalah mencoba untuk hanya bepergian bersama keluarga saya selain urusan bisnis, hehehe.
Terdengar mustahil? Iya, istri saya juga bilang begitu saat saya ucapkan ini pertama kali.
But, it is something that worth to try, and for me it is time to turning tables.